Dunia sudah memasuki akhir tahun 2020, tapi pandemi virus Covid-19 bukan menunjukkan tren yang semakin menurun, sebaliknya malah semakin mengganas, terlebih di Indonesia. Data kasus aktif yang mengidap penyakit ini terus bertambah signifikan hingga membuat beberapa daerah kembali memberlakukan PSBB seperti awal-awal pandemi lalu, yakni men'shutdown' aktifitas perkantoran, karena ditemukan cluster baru meningkat di area perkantoran dan keluarga. Tentu kejadian ini kembali menyesakkan dada kita semua, bahwa adaptasi kehidupan baru (new normal) pun belum bisa sepenuhnya dilakukan bahkan harus mengulangi proses penanganan ini dari awal.
Pandemi Covid-19 yang kian meluas ini jelas membatasi ruang gerak publik, memperlambat bahkan melumpuhkan pergerakan ekonomi di berbagai sektor. Menggeser keseimbangan kehidupan masyarakat, hingga banyak masyarakat dan rumah tangga harus kembali menelan pil pahit situasi yang tidak bisa dihindari ini. Di tengah upaya pemerintah melakukan pengendalian dan penanganan dampak wabah ini, para tenaga medis pun masih terus berjibaku dengan serangan virus ini sampai-sampai merenggut ratusan nyawa diantara mereka.
Di saat sulit seperti ini, ribuan karyawan terkena PHK, ojek pangkalan dan online kehilangan pelanggan, supir taksi sepi penumpang, pedagang kecil sulit dapat pembeli, buruh tidak dapat order pekerjaan, terlebih para guru ngaji kampung. Guru ngaji tidak lagi bisa memperoleh pendapatan sebab aktifitas mereka berhenti total. Maka, kita tidak hanya harus berjuang melawan virus tetapi juga berjuang melawan dampak ekonomi yang dipengaruhi oleh pandemi ini.
Ruang Baik, di tengah pandemi ini menggalang kepedulian publik untuk saling membantu mengatasi kesulitan yang sedang sama-sama dihadapi, khususnya para guru ngaji. Melalui program Peduli Pejuang Keluarga (PPK), Ruang Baik turut berpartisipasi dalam gerakan ketahanan pangan bagi masyarakat, kepala keluarga yang berkekurangan, untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarganya dalam jangka pendek. Setidaknya untuk tetap bertahan hidup, memastikan tidak ada yang mati kelaparan karena sulitnya membeli bahan pangan karena ketiadaan penghasilan memastikan tidak ada yang mati kelaparan karena sulitnya membeli bahan pangan karena berkurangnya penghasilan.
Selain menyalurkan kebutuhan pangan untuk para keluarga dan guru ngaji yang terdampak ekonominya karena pandemi covid-19, Ruang Baik juga telah menyalurkan bantuan pangan pokok berupa beras kepada para santri berbagai pesantren yang juga sekaligus dikunjungi untuk menyalurkan Al Quran.
Sampai dengan 29 Desember 2020 ini, sejak program ini digulirkan, Ruang Baik berhasil menyalurkan 22.814 kilogram beras beserta paket sembako lainnya kepada para penerima manfaat. Penyaluran didominasi dalam bentuk paket sembako yang terdiri dari beras, minyak, mie, sarden, gula, telur dan kebutuhan pokok lainnya, dan sebagian diberikan insentif berupa uang tunai untuk guru ngaji untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.
Penyaluran program ini telah menjangkau 17.516 penerima manfaat sepanjang tahun 2020 yang tersebar di 19 kabupaten/kota, diantaranya yaitu Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bekasi. Kemudian, penyaluran dilanjutkan ke Kabupaten Cirebon, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Sleman, Kabupaten Lumajang, Kota Malang, Kota Blitar, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Pangandaran, Bandar Lampung, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu, Palembang, Pekanbaru dan Padang
Program ini akan terus bergulir selama pandemi covid 19 belum dinyatakan berakhir oleh pemerintah, dalam rangka menekan dampak secara ekonomi kepada masyarakat rentan miskin baru, khususnya para guru ngaji di kampung-kampung.