'/></svg>)
Oleh: Aini Putri Salsabil
Hei, apakah kau mendengarnya?
Apa?
Dengarlah… tidakkah kau mendengarNya?
Ada apakah?
BisikNya padaku begitu penuh cinta Betapa IA menginginkan kita kembali kepadaNya Dan hanya bergantung padaNya saja Duhai diriku, bagaimana kabarmu hari ini, masih adakah iman di dada?
Ataukah ia telah menguap bersama keluh kesah juga rintihan atas kesulitan dan ketidaknyamanan yang menyapa?
Semoga saja tidak… sebab nikmatNya begitu banyak tercurah.
“Ah, elo nggak tau sih, apa yang gue rasain… elo enak, masih bisa makan enak. Lha gue… bisa makan ini hari aja udah syukur.”
Duh, begini amat kondisi saat ini ya, hiks. Lupa akan sesuatu yang dapat memudahkan langkah kita.
Ya Allah… ampuni kami, atas kelalaian kami.
Banyak nikmatMu tercurah, tak satupun darinya yang membuat kami semakin dekat kepadaMu, kami belum juga dapat mensyukurinya.
Kami terlalu fokus pada apa yang telah hilang dari kehidupan kami, kekurangan kami, ketidakcukupan kami, ketidaknyamanan kami. Sehingga kami lupa pada apa-apa yang telah diberi, yang menjadi amanah kami dariMu.
Dunia sudah sebegitu lengketnya dengan hati kami, sehingga sedikit saja ketidaknyamanan menghampiri diri kami, kesulitan yang sedikit saja menghampiri diri kami, membuat kami semerana ini.
“Gue pusing, bro… hari ini sepi penumpang, gimana lagi ya, biar gue bisa bawa makanan buat anak bini gue?”
Duh, iya… kami terlalu asyik dengan pekerjaan-pekerjaan kami, usaha-usaha kami, lupa bahwa seharusnya Engkau yang kami hampiri terlebih dahulu ketimbang urusan-urusan kami, dunia kami.
Astaghfirullaahal ‘adzhiim… bisik rinduMu baru terdengar saat ini, padahal seringkali Kau ingatkan kami ketika kami lupa, namun berlalu begitu saja tertiup angin.
“Duh, Ramadhan kali ini kayaknya sedih banget.”
Bismillaah… Insyaa Allah Ramadhan kali ini lebih baik, banyak hikmah, penuh dengan bahasa cintaNya untuk kita.
Kita hanya diminta untuk “iqro’” terhadap apa yang menimpa kita. Semangat menyelami hidup penuh hikmah.
foto: pixabay
