'/></svg>)
Pada Jumat, 5 Desember 2025, sebuah kisah haru kembali terukir. Ruang Baik menuntaskan pelunasan hutang keluarga Pak Jae, seorang guru ngaji sederhana di Kabupaten Bandung Barat, yang selama bertahun-tahun memikul beban berat senilai Rp30.000.000. Dengan langkah penuh tanggung jawab, tim Ruang Baik mendatangi satu per satu pihak pemberi hutang—bukan hanya untuk melunasi, tetapi meneguhkan bahwa setiap rupiah amanah donatur dipertanggungjawabkan secara nyata, langsung di hadapan mereka.
Saat proses pelunasan berlangsung, ketiga pemberi hutang itu hampir serempak mengisahkan kebaikan hati Pak Jae, seolah mereka berbicara tentang seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang selama ini tersembunyi di antara rumah-rumah kampung. “Pak Jae orangnya baik, kalau ngajar anak-anak nggak pernah pamrih,” ujar salah satu dari mereka, dengan nada yang menggambarkan betapa besar hormat mereka kepada sosok guru ngaji ini. Kebaikan Pak Jae yang tidak pernah meminta bayaran seakan menjadi cahaya yang membuat siapa pun rela menolongnya saat beliau jatuh dalam kesulitan.
Di balik keteguhan Pak Jae, berdiri sosok istri yang kekuatan hatinya nyaris tak terbayangkan. Setiap hari, saat sebagian besar orang masih terlelap dalam mimpi, ia sudah berjibaku dengan singkong dagangannya sejak pukul 01.00 dini hari. Dengan peralatan yang jauh dari layak—tanpa kompor gas, hanya kompor minyak tanah dan kayu bakar—ia memasak dalam panas dan asap demi membantu nafkah keluarga. Lalu dari pukul 06.00 hingga 15.00, ia berkeliling kampung, melangkah dari satu rumah ke rumah lain, mengantarkan singkong yang dibuat dengan penuh pengorbanan. Perjuangannya seakan menggambarkan ketabahan seorang ibu yang tidak pernah menyerah meski dunia terasa begitu berat di pundaknya.
Ketika seluruh hutang akhirnya lunas, Pak Jae dan istrinya tak kuasa menahan rasa haru. Dengan suara bergetar, mereka menyampaikan syukur yang dalam—seolah beban bertahun-tahun yang menekan dada mereka akhirnya terangkat. Mereka mendoakan seluruh donatur Ruang Baik dengan penuh ketulusan, berharap Allah membalas kebaikan para pemberi amal dengan rezeki yang tak bertepi dan perlindungan yang tiada henti. Bagi keluarga ini, bantuan tersebut bukan sekadar angka, tetapi sebuah titik balik, napas baru yang menghidupkan kembali harapan.
Melalui aksi ini, Ruang Baik sekali lagi membuktikan bahwa kebaikan dapat menjadi penawar bagi luka-luka kehidupan. Terima kasih kepada para donatur yang telah menjadi perpanjangan tangan kebaikan. Semoga setiap amal yang ditanam hari ini menjelma menjadi aliran pahala yang tak pernah padam, menemani langkah-langkah menuju keberkahan yang lebih luas. Semoga kisah ini menjadi pengingat bahwa satu tindakan kecil dapat mengubah seluruh hidup seseorang.
