7 Mei 2025 10:24 am

Daging yang Ditunggu Setahun Sekali Di Desa Muslim Pulau Rote, NTT

Daging yang Ditunggu Setahun Sekali Di Desa Muslim Pulau Rote, NTT
Di ujung selatan Indonesia, di tengah semilir angin laut dan hamparan savana kering, berdiri sebuah desa kecil di Pulau Rote. Desa Papela Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Desa itu adalah rumah bagi masyarakat muslim yang hidup sederhana, menggantungkan hidup pada ladang tadah hujan dan hasil laut yang tak selalu pasti.

Tangkapan Gambar dari Pesawat Nirawak: Desa Papela Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur
Tangkapan Gambar dari Pesawat Nirawak: Desa Papela Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur

Di sana, daging bukanlah makanan sehari-hari. Bahkan dalam sebulan, bisa dihitung jari berapa kali warga bisa mencicipi daging. Ibu-ibu memasak dengan singkong, jagung, dan hasil kebun seadanya. Anak-anak tumbuh dengan makanan yang sederhana, tanpa keluhan, karena itulah yang mereka kenal sejak kecil.

Tapi ada satu hari dalam setahun yang selalu mereka nantikan, Hari Raya Idul Adha. Bukan hanya karena maknanya yang suci, tapi juga karena itu satu-satunya hari mereka bisa berharap mencicipi daging kurban. Sayangnya, di desa itu, tidak banyak yang mampu berkurban. Sapi dan kambing adalah harta berharga, sering kali menjadi tabungan keluarga yang disimpan untuk kebutuhan darurat.

Maka dari itu, jika tidak ada bantuan hewan kurban dari luar desa, dari para dermawan di kota-kota besar, hari raya Idul Adha terasa berbeda. Sepi. Hanya takbir yang menggema di lapangan yang membasuh hati mereka yang penuh harap meski harapannya tidak kesampaian. Sepi tanpa anak-anak berlarian membawa kantong plastik berisi daging, tanpa aroma gulai dari dapur-dapur berbahan bakar kayu sederhana.

Pernah, dalam satu tahun, tak ada satu pun hewan kurban yang disembelih. Warga tetap salat Ied dengan pakaian terbaik mereka, tapi hati mereka penuh harap tak terjawab. Seorang anak kecil pernah bertanya pada ibunya, "Bu, apakah Allah tidak mengirim hewan kurban untuk kita tahun ini?" Tak terbayangkan bagaimana pilunya mereka di tengah semarak dan melimpahnya pembagian daging di kota-kota. Sedang mereka hanya bisa menggigit jari saat menyaksikan dari televisi dan sosial media.

Namun ketika bantuan datang, semuanya berubah. Sekalipun Satu sapi saja yang dikirim dari luar desa, seketika bisa membuat seluruh warga tersenyum. Daging bisa dibagi rata, tidak peduli tua muda. Ibu-ibu jadi bisa memasak bersama. Anak-anak makan dengan lahap.

-

-

-

Menjadilah hari itu, menjadi lebih dari sekadar hari raya. Itulah hari berbagi, hari penuh cinta dan persaudaraan. Hari kepedulian sesama muslim dari yang di kota kepada muslim di desa pelosok sana. Desa itu mungkin kecil dan jauh di ujung selatan Indonesia. Tapi semangat warganya untuk terus bahu-membahu menjaga kesadaran beragam dan meningkatkan kesejahteraan bersama, demikian besar.

Mereka bahkan sebenarnya tak meminta. Jikapun ada yang berharap, hanya sepotong daging setahun sekali, untuk merayakan Idul Adha dengan rasa yang sama seperti saudara-saudara mereka di kota.

----------
Untuk ikut Tebar Qurban hingga Pulau Rote NTT sekaligus memberdayakan peternak lokal:

Hubungi : wa.me/6281381736776
E. Dhiana Nariska
Relationship Officer Ruang Baik
Blog Post Lainnya
-
Kontak Kami
info@ruangbaik.com
0813-8173-6776
Perumahan Arco, Jl. Rambutan No 16 Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari Kota Depok, Jawa Barat 16518
Ikuti Kami di
-
@2025 Ruang Baik Bersama Inc.